Tafakur adalah suatu perenungan dengan
melihat, menganalisa, meyakini secara pasti untuk mendapatkan keyakinan
terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah. Tafakur dalam Islam akan
meningkatkan tauhid, keyakinan dan kepercayaan kepada Allah berdasarkan akal
pikiran dan perasaan atau hati.
Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah,
Tafakur juga dapat digunakan untuk setiap saat melihat, memperhatikan perilaku,
sifat, kejadian, masalah yang setiap saat muncul selama manusia menjalani
kehidupan.
Dalam menjalani kehidupan harus selalu
diwaspadai, akan terjadi hal-hal baru yang baik atau buruk, menguntungkan dan
atau merugikan. Semua ini ada yang dapat diatasi dan diatur, ada yang tidak,
terjadi secara spontan menurutkan kehendak Allah Subhanahu Wa
Taala, ada yang dapat diterima dan lebih sering tidak dapat diterima.
Lalu Apa itu TAFAKUR MEDITASI ISLAM
ABAH DIDI ?
Istilah atau kata Tafakur dalam Agama Islam
sering kita dengar , sederhana kata tersebut berarti ” Berpikir ” , atau bahkan
kata Meditasi dalam bahasa kedokteran juga sering kita dengar , Islam karena
asli dari Islam , Abah Didi bisa diartikan merk /cara /made in ABAH DIDI,
karena banyak istilah kata Tafakur dalam konteks pembelajaran untuk mendekat
diri kepada Nya., misalkan tafakur alam, atau lain sebagainya
Tafakur Meditasi Islam Abah Didi adalah
suatu cara atau metode praktis dalam mengingat Allah dan mengingat
akhirat untuk memperoleh ketenangan , kesabaran dan ketentraman dengan cara
mengelola mental dan fisik yang melibatkan tehnik pernafasan serta konsentrasi
pikiran dengan bertasbih didalam hati.
Dengan pelatihan Tafakur Meditasi Islam Abah
Didi , adalah merupakan salah satu cara atau alternatif yang mungkin
selama ini anda butuhkan. Banyak pelatihan atau cara/ metode dalam beribadah
yang di tawarkan kepada anda selama ini mungkin saja belum tepat atau cocok
untuk pilihan Anda.
Kisah perjalanan melarikan diri dari
kejaran prajurit Sultan Agung ini yang direkam dalam cerita perjalanan dengan
menemukan banyak peristiwa pertemuan dengan berbagai tokoh di seluruh Jawa yang
menceritakan berbagai cerita, legenda, adat istiadat dan berbagai ilmu lahir
dan bathin.
Kisah ini juga diisi dengan kisah perjalanan Mas Cebolang seorang santri yang
nantinya akan menjadi suami Niken Rancangkapti dan berganti nama jadi Seh
Agungrimang.
Sebagai anak-anak Sunan Giri Parapen yang adalah tokoh terkemuka penyebaran agama
Islam di Jawa, sudah barang tentu kisah perjalanannya juga dalam rangka mencari
kesempurnaan hidup sebagai seorang Muslim. Harus diingat bahwa Islam yang
berkembang di Jawa adalah Islam Jawa yang sudah melalui proses sinkretisasi
yang lebih cenderung pada tasauf dalam pencarian hakekat untuk pencapain
makrifat.
Serat Centhini mendapat pujian dari Denys Lombart – orientalis asal Perancis -
pengarang buku Le Carrefour Javanais dalam bahasa Perancis yang diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia dengan judul Nusa Jawa Silang Budaya, mengatakan dalam
bukunya sebagai berikut:
Walaupun teks itu sering dianggap salah satu karya agung kesusastraan Jawa,
baru sebagian saja yang sudah di terbitkan dan meskipun Serat Centhini mungkin
bisa merupakan salah satu karya agung kesusastraan dunia, untuk sementara yang
terdapat hanyalah sebuah ichtisar pendek dalam bahasa Belanda dan satu lagi
dalam bahasa Indonesia.
Salah satu versi yang masih tersimpan, tidak kurang dari 722 pupuh panjangnya,
terbagai atas dua belas bagian besar (Note: duabelas jilid). Setiap pupuh
terdiri dari bait-bait yang jumlahnya tidak tetap, antara 20 dan 70 buah,
semuanya disusun menurut tembang tertentu (Note: Macapat), yang memberikan
kepada pupuh itu baik konsistensinya maupun warna nadanya.
Tergantung dari tembangnya, bait dapat terdiri dari 4 sampai 9 larik, dan
setiap larik mengandung sejumlah tertentu kaki matra dan rima tertentu. Belum
ada yang menghitung jumlah bait dalam Serat Centhini, tetapi seperti diihat,
jika setiap pupuh mengandung rata-rata 40 bait dan setiap bait 7 larik, maka
diperoleh 200.000 larik lebih. Hendaknya diingat bahwa wiracerita-wiracerita
Yunani karangan Homeros: Iliad dan Odyssey masing-masing hanya mengandung
15,537 dan 12.363 larik.
Komentar tersebut diatas menandakan bahwa Serat Centhini adalah salah satu
hasil kesusastraan Jawa yang tak ternilai harganya. Bisa diakui sebagai salah
satu kesusastraan klasik dunia. Tapi sangat sungguh ironis, buku yang menarik
para budayawan dunia untuk mendalaminya, tidak begitu dikenal oleh bangsanya
sendiri. Penerbitan buku ini adalah salah satu usaha untuk lebih memperkenalkan
Serat Centhini kepada masyarakat bangsa Indonesia.